My Pages

Saturday, November 28, 2015

The land of the Mountains and the heaven of mountainers - part 3

Holaa ..

Ceritanya masih bersambung dari postingan kemarin :

http://oleenjap.blogspot.co.id/2015/11/the-land-of-mountains-and-heaven-of_27.html

Setelah dari mountain museum, saya makan siang di tepi danau phewa, resto Italian gitu, jangan takut soal makan di Nepal, kalau merasa nggak suka jenis makanan India, disana banyak juga makanan Western, tapi jangan ngarep makanan Indo ya. Oh ya, untuk daging, mereka tidak makan sapi disini, sebagai gantinya mereka makan daging Buffalo, susu juga susu Buffalo, daging yang dimaksud kalo saya baca - baca adalah daging Yak, sejenis banteng yang rambutnya gondrong se-kaki.

Setelah makan siang perjalanan saya lanjutkan ke danau Phewa, danau nomor 2 terbesar di Nepal. Danau ini merupakan pusat turisme kota Pokhara, banyak hotel dan toko suvenir yang terletak disekitar danau. Saya merupakan korban dari gambar - gambar danau ini di Google, kadang photoshop terlalu banyak emang menyebalkan. Kenyataannya danau ini emang udah sangat indah, tapi gambar - gambar photoshop di google itu lebay banget ... hmm... atau kamera saya ya yang ga mumpuni hehehe.

Di danau ini, saya naik perahu mengelilingi danau, sumpah damai dan tentram banget, perahu kemudian berlabuh ke pulau yang ada ditengah danau, ada kuil disana. Bener - bener suatu pengalaman yang ga bisa dilupain banget.






This boy was so Gokil hahaha.

Sunset dan Pagoda Perdamaian.


Sudah menjelang malam, saya melanjutkan perjalanan ke penginapan. Ada cerita rada unik ketika mencari dimana kami harus menginap. Kebanyakan hotel terletak disekitar danau, dan saya kayaknya kurang puas, jadi gue ubek - ubek lagi internet sampai akhirnya gue ketemu hotel yang bernama Himalayan Deurali Resort  klik disini untuk webnya , untuk hotel dengan view kayak gini termasuk murah, satu kamar permalam hanya sekitar enam ratus ribuan rupiah. Perjalanan ke sana lumayan jauh dari danau dan bandara, saya rekomen jangan terlalu malam kalau mau nginep disini karena jalanannya naik dan muter-muter, kanan - kiri jurang, tapi pemandangan selama perjalanan bener - bener spektakuler. Sekitar 1 kilo dari hotel jalanan juga bebatuan belum diaspal, kalo taksi yang rese kurang mau nganter kesini, tapi guide kita dengan baik hati mau anter sampai depan hotel.

Breakfast di depan Annapurna ... kapan lagi coba, sarapan ditemenin sama rajanya gunung.

View dari depan kamar.

Bangunan resortnya


Bener - bener view yang super spektakuler dari hotel ini, buat kalian yang ga mau susah - susah liat gunung Annapurna di Nepal, bisa stay di sini, karen menurut saya, cuma hotel ini yang view gunungnya bisa sangat bagus kayak gini, di foto saya, itu gunung Annapurna south dan Fishtail (Machapuchare) gunung yang terkelan suci dan ga boleh dinaikin disana.

Pagi setelah sarapan, kami mulai treking ke Australian basecamp, dari penginapan ini lumayan dekat kesana, dari titik awal pendakian kami capai dengan naik kendaraan sekitar 20 menit. Setelah itu, mulai jalan kaki sekitar 5 - 6 kilo dengan penanjakan sekitar 45 - 50 derajat. Saya saranin untuk yang ga pernah olahraga, supaya olahraga dulu selama 2 bulan dan jaga makan, untuk mempersiapkan treking ke sini, kalo nggak, bakalan bisa muntah - muntah kayak teman seperjalanan saya, bahkan bisa kolaps. It looks easy, but its not that easy for city people, karena jalanannya lumayan curam.

Berikut adalah foto - foto gua selama perjalanan kesana,

This little feela menyapa kita

Nepalis Lady membawa kayu.

On the way to Australian camp.

Pemandangan selama perjalanan

Perjalanan begini terus dari mulai sampai atas.

Finally sampe juga ke Australian camp, karena kita harus ngejar pesawat lagi jadi ga bisa lama - lama

Look at those Mighty mountains, akhirnya bisa dapet view kayak gini. Kamera nggak bisa menggambarkan dengan tepat seperti apa yang kami lihat. Bener - bener spektakuler, gunungnya besar banget, langitnya biru banget.



Panoramic View of Australian Camp.

Well, my mission untuk nangkap pemandangan Himalaya yang sempurna akhirnya tercapai. Dari Pokhara kita bisa melihat pegunungan Annapurna Range, sedangkan untuk melihan Everest, Lothse Langtang yang merupakan Southern Himalayan range bisa dilakukan dari Nagarkot, hanya 1 jam dari Kathmandu. Tapi saya rada ragu, karena saya ga tau darimana bisa melihat sedekat dari Australian camp. Untuk mencapai Everest base camp, kita perlu terbang lagi ke Lukla, tapi yang saya baca, penerbangan ke sana jadwalnya suka ngaret dan ga pasti, maka kami putuskan hanya akan melihat Everest dari Nagarkot. Maka setelah gue turun dari Australian camp, langsung capcus ke Airport untuk kembali ke Kathmandu.


Gambar di atas adalah bagage claim penerbangan domenstik ... hahaha, runyam banget bukan ? Untung ada orang yang selalu menolong di saat kepepet, thank God. Ya, itulah uniknya Nepal dan uniknya perjalanan saya kali ini.

Perjalanan dari Kathmandu ke Nagarkot juga cukup jauh, kita melewati distrik Bhaktapur. Sekitar 2 jam sampai ke Hotel, yang katanya hotel terbaik untuk melihat Everest. Pake mogok pula mobilnya sebanyak 3 kali, karena emang rutenya muter - muter dan menanjak. Kalo mobil Indo pasti kuat, tapi ya maklumlah mobil - mobil Nepal ga segahar dan secanggih mobil Indonesia.

Ini dia si montir kece yang benerin mobil, mobilnya cuma dikecup trus sembuh deh hehehe.

Akhirnya perjalanan ke hotel sampai sekitar pukul 7 malam, udah ga memungkinkan untuk lihat gunung, jadi kita just take a rest. Kami menginap di hotel Club Himalaya Nagarkot. Besok paginya, dari balkon, kami lihat sun rise, tapi feeling saya kemarin bener aja, pagi itu sangat berkabut, dan saya ga bisa lihat Everest #nangisssss, saya sangat bersyukur kemaren dengan kerja keras bisa naik ke Australian Camp dan lihat gunung - gunung itu. Mungkin Everest pengen gue balik lagi next time, dan emang saya pasti balik lagi untuk bisa naik ke EBC (Everest Base Camp) nanti karena gue masih penasaran sama bandara yang paling berbahaya didunia, yaitu bandara Hillary-Tenzing di Lukla, amin.





Panoramic View dari balkon sebelah.

Santai sejenak di hotel sebelum jalan - jalan di Bhaktapur, dan kembali ke tanah air.

Bhaktapur Durbar Square




And itulah akhir dari cerita perjalanan saya di Nepal, i put my heart in Nepal, and i  wish someday gonna be back there. Thank u readers. Attraversiamo

Ini adalah link yang masih berhubungan dengan perjalanan gue ke Nepal kali ini :



Friday, November 27, 2015

The land of the Mountains and the heaven of mountainers - part 2

Nyambung dari postingan gua sebelomnya ... and its gonna be tons of photos

19 November 2015

Tujuan pertama adalah Thamel ... yang sudah gua ceritakan di blog gua sebelumnya, dan selanjutnya kaki gua melangkah ke Kathmandu Durbar square, yang merupakan salah satu dari 7 situs warisan dunia UNESCO. Di Nepal selain gunung yang terkenal bak seleb itu, terdapat 7 situs warisan dunia UNESCO, 4 diantaranya hancur karena gempa besar April lalu. Kathmandu Durbar Square adalah salah satu yang hancur, jujur, sudah hancur aja gua terpesona ngeliatnya. Pertama kali melihat tempat ini waktu gua nonton National Geographic beberapa tahun silam, dan tempat ini konon menjadi inspirasi banyak seniman dunia, dan kaum hippies seneng nongkrong disini.

Liat bangunan - bangunan tua dibelakang gua, persis banget tua renta kayak orang ditongkatin supaya ga rubuh.See how beautiful this place.

Cahaya keemasan sunset menyinari Durbar Square 



yang ini malah ga ada sisanya #nangisss, this is Kasthamandap, dibangun perkiraan abad ke 11 - 12, dan merupakan tempat mengingap bagi para traveler dari rute trans Himalaya. Dari dulu Nepal emang suka nerima tamu. Menurut legendanya, bangunan ini dibangun hanya dari 1 pohon.

Krisna, the guide, membawa gua dan temen-temen kesini, gua pikir gedung apaan ini banyak tokai burung dimana - mana. Trus gua liat tulisan yang mengancam, gua rasa yang ada didalam jendela adalah orang penting sejagad. Ternyata bangunan ini adalah Kumari Ghar temple, tempat bersemayamnya titisan dewi Kumari ... bukan orang penting lagi broo ... sis, tapi Dewi!! Jadi orang Nepal percaya bahwa Kumari itu adalah reinkarnasi Taleju pada seorang anak perempuan yang belum datang bulan. Jika anak itu bertambah besar dan datang bulan, maka jabatan Dewinya dicopot dan dicari anak baru, dengan syarat - syarat yang super jelimet seperti, rambutnya kudu hitam banget, bentuk giginya yang harus 20 buah, horskopnya juga harus pas, suaranya harus lembut kayak angsa (emang suara angsa lembut ya ?), bulumatanya kayak sapi .... hahaha asli kocak yang ini, disana bulumata cantik adalah yang kayak sapi, bukan yang cetar membahana badai gitu. Ada 32 syarat kalo ga salah, dan yang rada lucu testnya adalah mereka di taro di ruang gelap, dan di takut - takutin, yang paling tenang dianggap dialah sang Dewi. Buat gue rada aneh, tapi ya itulah kultur sebuah negara. Gua lebih memilih mengerti kalau anak ini menang kontes idola anak aja ... beres.



Setelah gua perhatikan kenapa bangunan disini bisa hancur, itu karena mereka bangun asal tumpuk aja, liat gambar gua diatas, tanpa struktur! Tapi pake doa ! Makanya ribuan tahun kaga rubuh - rubuh, bisa berdiri sampe begitu lama aja udah ajib banget.

20 November 2015

Tanpa gua sebut apa sebenernya tujuan gua kesini, pasti sudah pada tau, apalagi yang mau dilihat kalau ke Nepal kalo ga GUNUNG ! Ya emang gua mau liat gunung, bukan gunung kembar, tapi spesifiknya adalah pegunungan Himalaya, yang katanya atap dunia. Gua ga setuju kalau dibilang atap dunia, karena kalau atap itu harusnya menutupi ruangan rumah kan ya? Gua lebih setuju kalau dibilang mahkota bumi, yes exactly pegunungan ini membentang 2400 km, dan mempunyai 9 dari 10 puncak tertinggi didunia.

Selain liat gunung, tentunya treking dong ya, Nepal itu surganya treking, katanya jalur - jalur trekingnya indah - indah. Jalur treking yang terkenal adalah Poon Hill, treking ke Anapurna basecamp, Lang-tang Tibet treking, sampai Everest base camp treking. Buat gua, yang cuma punya waktu sebentar, semua jalur itu ngga memungkinkan, bahkan Poon Hill yang paling mudah membutuhkan waktu sampai 7 hari. Setelah cari - cari info, ada satu jalur trek yang lumayan bisa d capai dalam kurun waktu sebentar, yaitu trek ke Australian camp.

Gua sudah merencanakan akan terbang ke Pokhara, biarpun ada ketakutan terhadap fuel-crisis di Nepal, tetap harus terbang. Tiket sudah diatur oleh agen perjalanan kita sesuai dengan jam perhitungan kita. Untungnya berangkat pada bulan - bulan ini adalah cuaca yang selalu bagus, jadi pesawat jarang delay. Gua memilih Budha air karena gua baca - baca, reputasinya lumayan bagus, dan emang paling rame diantara maskapai lokal yang lain. Pesawat take-of jam 10 pagi, dan tiba di Pokhara jam 10.45 pagi.

suasana bandara domenstik tribuvan.






Pemandangan dari dalam pesawat menuju Pokhara, amazing isn't it ?

Kenapa Pokhara ? Karena dari kota ini peluang untuk lihat pegungungan Himalaya lebih besar, dari sini kita bisa lihat pegunungan Annapurna yang terdiri dari Annapurna South, Annapurna II, Annapurna III, Dhaulagiri, Fishtail, dan gua lupa yang lainnya biarpun udah 10 kali dijelasin. Antusias dong, liat pemandangan kayak gitu dari langit. Tetapi gunung biar badannya gede, tapi pemalu ... sesampainya gua disana, gunungnya ngga keliatan ... sediiiih.

Liat kan, gunung samar - samar doang, tetep gua ga puas kalo hanya begini doang. Gua mengejar gunung sampe keliatan dan puas. Tapi sebelom misi gua ngejar gunung, gua mau lihat - lihat kota Pokhara dulu.

Perhentian pertama, hotel sementara untuk menaruh buntelan tas gue, setelah itu lanjut ke arah air terjun Devis' Fall. Ada kejadian cukup lucu disini, gua mengira air terjun itu dinamai dari seorang Dewi gitu, air terjunya cukup cantik. Setelah gua baca papan keterangannya, air terjun ini diambil dari nama seorang wisatawan asal Swiss yang lagi mandi dengan suaminya, lalu hanyut terbawa arus, tubuhnya kebawa sampai cukup jauh dan untuk mengambil tubuhnya dibutuhkan usaha yang bener - bener mengenang dibenak orang - orang, kebayang ngga betapa sulitnya sampe berpuluh - puluh tahun orang tetep inget. Lah ya gua yang baca berduaan sama Juli jadi bengong totally blank, merasa dikecoh sama orang Nepal hahaha.




Lumayan unik lubang - lubang tanahnya, tapi tunggu dulu, ini cuma sebagian, setelah dari sini, gua beranjak ke seberang jalan dari lokasi turis ini. Merupakan sebuah lokasi turis lainnya yaitu sebuah goa, bernama Gupteswhor Mahadev Cave


Jalan menuju Goa.
lain sama foto - foto turis asing, kalo foto orang Asia harus ada kitanya ya hahaha, biar menjamin keasliannya, soalnya pergi ke sana susah boo. Jadi sebanyak mungkin foto harus ada kitanya.

Aura horor dan mistis sudah berasa ketika memasuki tempat ini, jujur gua belom pernah masuk ke goa sekalipun, dan sebenernya gua rada parno sama goa. Tetapi karena penasaran gua masuk juga. Goa ini merupakan goa stalagnit gitu. Ditengah - tengah goa ada kuil dewa Siwa, asli serem, ada uler kepala lima diatas kuil itu, dilarang ambil foto terhadap kuil itu, okelah gue nurut. Ada patung sapi yang lumayan horor, pokoknya image patung sapi ini meninggalkan noda di otak deh, kalau dimasukin kerikil bisa keluar susu, kalo ada yang berani minum tuh susu, gue ciyum hahaha. Sebenernya mirip - mirip sama rumah setan yang ada di pasar malem gokil - gokilan gitu, cuma yang ini horornya asli ga pake setan palsu yang suka noel aji mumpung. Pikiran gue makin parno ketika makin masuk ke dalem, gue mikir kalo ada gempa lagi gimana ? Udah malah basah banget tuh goa, rembesan air dari atas, gua pikir pipisnya siapa ini rembes hahaha. 



 Eniwei this guy punya info lebih lengkap terhadap goa ini :http://activeplanettravels.com/underground-nepal-gupteshwor-mahadev-cave/ , termasuk image patung sapi yang super gokil itu. Daripada berlama - lama bahas goa, intinya ujung dari goa ini bersambung sama air terjun yang tadi, jadi susahnya mengeluarkan tubuh Devi itu sudah kebayang di kepala gua. Bener - bener seru masuk ke goa ini, sebenernya gua bisa membahas khusus satu postingan soal goa ini sangking serunya, satu pengalaman yang lain.

Setelah dari goa, kita menuju International Mountain Museum, dimana semua yang berbau Himalaya dan orang - orang yang sudah mendakinya di abadikan disitu. Saat gue kesana, ada rombongan anak sekolah yang lagi study tour, gue merasa jadi anak SMA lagi, didukung banget lagi sama fisik gue yang kecil mungil menggemaskan ini -_-' hehehe.

Monumen untuk mengenang pendaki yang tewas.

Inside International Mountain Museum

This is Tenzing Norgay sis .. bro, Sherpa yang nemenin Edmund Hillary sampai ke puncak Everest.

Junko Tabei, perempuan pertama yang mencapai puncak Everest, dan dia juga sudah mencapai puncak dari 7 summits of the world.

Masih banyak lagi foto - foto menarik yang ga bisa gue tampilkan di postingan gue, karena bandwidth bisa tekor sis ...bro. Museum ini sangat menarik untuk para pecinta gunung kayak gue, karena mengejar waktu gue terpaksa foto - fotoin aja dulu, nanti bacanya setelah santai di Indo.

Wah sepertinya postingan gue kali ini masih belon bisa menampilkan gunung dan pengejaran masih berlanjut di postingan berikutnya. Thank you for reading, bless u.

Ini adalah link yang berkaitan dengan postingan gue soal Nepal :