My Pages

Saturday, December 31, 2016

Christmas holiday di negri Brownie, Cony, and Moon - Korea Selatan Part 1


Mungkin sebagian orang pikir, traveling jaman sekarang orang sudah anti mainstream ke Korea Selatan. Dulu hot - hotnya pergi ke Korea Selatan pas jaman - jaman K-pop dan drama Korea lagi booming - boomingnya di Indonesia. Intinya mungkin saya ketinggalan zaman, karena dari dulu saya tidak suka K-pop dan drama Korea. Aktor dan artis Korsel yang saya kenal cuma Bae Yong Jun dan Song Hye Ko (ketauan jadul banget ini orang). Tetapi berpelesir ke Korea Selatan tidak pernah ketinggalan jaman selama The Face Shop, Innisfree, The Saem, Laneige, sampai Samsung dan sejenisnya masih laku di Indonesia.

Ntah kenapa saya baru memutuskan untuk pergi ke Korea Selatan baru sekarang ini, mungkin karena sekarang baru penasaran atau budget lagi pas - pasan, yang jelas traveling always worth kemanapun kaki melangkah.

Berburu tiket murah yang tidak murah di Kompas travel fair, akhirnya memutuskan untuk naik penerbangan yang paling dibanggakan negri sendiri, 7 jam perjalanan sampai juga di negri yang terkenal dengan negri gingseng ( sekali lagi ketauan jadulnya), sekarang Korsel sudah terkenal lebih dari gingseng, terkenal akan Lee Min Hoo-nya (yang baru cuma tau ini doang), terkenal akan oplasnya, terkenal akan ...hmm ... yah begitu deh, masih banyak lagi. Tapi yang paling membuat negara ini menarik buat saya adalah kisah perpecahannya dengan Korea Utara, jadi ada satu tempat yang masuk ke dalam "place to visit before i die" versi saya, dimana itu? nanti akan saya kasih tau deh belakangan, biar seru.

Okeh, eniwei saya lupa rasanya berpergian ke tempat dingin, terakhir saya liburan musim dingin adalah ke Beijing saat virus SARS lagi ngetrend (ada yang mulai nebak - nebak umurkah ?), jadi persiapan saya udah heboh bin ajib, anak - anak dipakaikan baju sampai 4 lapis kayak bungkusan kertas kado kalo mau ngerjain orang. Ternyata persiapan itu emang worthed banget, dingin banget cuyyy.

Hari pertama, saya mengunjungi kota PyeongChang, untuk coba bermain ski dan salju. Sebenarnya, ini adala tujuan saya setelah saya gagal mendapat tempat di Vivaldi park (tempat ini paling populer buat orang Seoul). Hotel tempat saya menginap adalah YongPyong Resort Dragon Valley, Jauhnya kurang lebih 4 jam berkendara dari bandara Incheon ( jauh cuyy), tapi ga nyesel deh kemari, situasinya hamparan salju putih dimana - mana ndeso banget lagi. Resort ini sudah ada tempat bermain ski, ada foodcourt juga, pokoknya komplit fasilitas didalamnya. Suhu ketika saya tiba adalah 0 derajat, jadi begini rasanya ya dingin gemeter dangdut. Eniwei, di kota ini akan diselenggarakan Winter Olympic 2018, jadi next year pasti akan ramai dan meriah disini.

Ready for winter olympic 2018 

Salju dimana-mana, dari luar diri kalem syahdu gemeter dangdut, di dalam cengengesan kayak bocah kegirangan liat salju.

Fasilitas apa ini namanya ya? buat naik ke atas gunung trus turun gunungnya merosottt

Beginilah penampilan fasilitas ski di YongPyong Resort

Halah emak gaya - gayaan, cuma merosot bentar trus foto, ga pake kupluk dan sarung tangan ... preman! Ternyata main ski susyeeh cuy! 



Situasi malam, suasana natalnya berasa nampol banget disini.

Hari kedua disini, tampang kusut masay, bukan cuma jetlag, tetapi adaptasi dari cuaca 30 derajat ke 0 derajat yang bikin muka orang jadi kayak sayur kucai. Okelah, time to go somewhere else, cukup sehari saja disini untuk icip - icip main ski, lagipula ga tahan gemeter dangdutnya.

Next stop, Seoul (yihaaa), tepatnya ke Lotte World, untuk menyenangkan para kru-kru cilik saya. Lotte World itu letaknya di pinggir Seoul, berupa taman rekreasi macam Dufan, ada outdor dan indor. Ada yang tidak biasa dan menjadi tempat favorit saya disini, kalau atraksi - atraksi macam rollercoaster, atau merry-go-round gitu biasa ya, tapi ini tidak biasa yaitu satu tempat isinya binatang - binatang lucu gitu, yang saya ga pernah temuin di manapun selain disini, untungnya krucil saya senang binatang, jadinya mereka super betah disini .... #Bohong! Padahal emaknya yang gemessss. 


Parade natal Lotte World ... awas anak - anak, keteknya bau!


saya belum pernah ketemu racoon, pernah lihat cuma di kartun Jepang, sekalinya ketemu gendut - gendut ini #TearyEyes ... gemess gemess gemesssss

Ikut saya pulang yu ! Lutunaaa gemeessss #GulingGuling

Binatang apa ini ?? lutunaaaaa ... gemesssss

Awwwwww .... guina pigssss ... gemesssss, sepanjang lorong ini mata emaknya berkaca - kaca bak emoticon moon, anaknya ngeloyor entah kemana.

Ehemmm back to reality #TabokPipi, intinya beberapa scroll postingan diatas adalah GEMESSSS! Maaf ga ada foto - foto postingan Lotte World yang lain karena space memory card kamera isinya binatang lutuna semua, masih banyak binatang lucu lainnya macam landak, rabit, birds, bats, kebun binatang pindah ke memory card saya. For your info, Lotte world ini luas sekali, dan mengakomodasi permainan mulai dari batita ( ada playground tema fairy tales yang super keren dan luas di dalamnya), balita, remaja, sampai ABG tua semua bisa main disini. Ada satu yang buat saya penasaran yaitu wahana "Do you speak Beluga" saya tidak sempat nyobain karena anak saya keburu bobo siang, tapi kayaknya menarik banget. 

Okeh, lanjut dari Lotte World, saya pulang ke rumah saya di Seoul alias hotel. Saya menginap di daerah Myeong-dong tepatnya di Lotte L 7 Hotel. Mau ke pusat perbelanjaan Myeong-dong tinggal koprol langsung sampai. Sebelumnya, saya tidak ada gambaran seperti apa Myeong-dong, biarpun saya sudah googling. Melangkah untuk pertama kalinya ke pusat perbelanjaan Myeong-dong, langsung yang namanya iler tumpah semua ya. Sepanjang jalan yang namanya toko Face shop, Laneige, dan kawan - kawannya ga kehitung jari banyaknya. Tengok kanan tengok kiri itu lagi - itu lagi, persaingannya juga gila - gilaan. Bayangin ya saya beli face mask 10, gratis 10 dikasih bonus lagi 10 .... #pingsan. Walah dulu jaman - jaman orang suka buka PO kosmetik Korea ternyata begini toh (kemana aja lo?), walah ngerayunya sadis banget lagi. Beli liptint udah dibungkusin 10, trus graris hand cream lagi .... walah amsyong dompet. Jadi berhati - hatilah kalau kesana, kuatkanlah iman dan yang penting kuatkanlah dompet, jangan lupa ajak gebetan!

Oke, tapi ada satu toko yang cuma satu - satunya di Myeong-dong, yaitu toko Line, Iconic! Jadi kalo ke Myeong-dong harus foto disini yah, kalo nggak foto, harus balik lagi ke sini dan amsyong lagi tuh dompet. 

orang rela antri untuk foto bersama giant browni, he is adorable dengan muka cupunya.

kira - kira ini lagi ngapain ya? lagi syuting apa ? Siapa panda itu ya mukanya epic banget.

ini sopo ya ? Halah pokoke aku wis foto ganjen sama dia

Suasana natalnya bak malaikat, tapi toko - tokonya ga semalaikat itu. Pokoknya kudu jangan salah melangkah lah, atau pulang bawa karungan.

Sekian dulu nih cerita saya dari Seoul, ini masih part 1 loh, kuatin iman juga ya buat nunggu saya posting karena biasanya kelamaan hahahaha, eniwei Thank u for reading my blog.

Attraversiamo...



Monday, December 5, 2016

Eropa Barat dalam ingatan

Postingan kali ini akan super duper panjang, mending ke toilet dulu sebelum membaca dan siapin popcorn hehehe.

Sebenarnya postingan kali ini cukup kadaluarsa, 2 tahun lalu saat saya sedang begitu imut dan cetar - cetarnya hahaha. Saat menulis postingan kali ini saya sedang mengajukan visa Schengen lagi, kali ini Iceland jadi incaran saya. Intinya saya sedang galau, bukan karena takut visa saya ditolak, tapi karena mepet, karena tanggal 17 Desember saya harus terbang ke Korea Selatan, sedangkan tanggal 1 Desember 2016 kemarin saya baru submit melalui Vfs global negara Belanda. Perasaan saya sekarang sedang kalut, memikirkan dimana passport saya sekarang, dan apakah akan keluar sebelum tanggal 17 nanti.

Setelah saya lihat ke belakang blog saya yang tersayang ini, ternyata saya belum pernah memposting pengalaman saya menjelajahi Eropa Barat, maklum blog ini sempat kurang kasih sayang hehehe. Ini perjalanan Juni 2014, saat itu sedang musim panas di Eropa Barat. Saya mendaftar di salah satu operator tur langganan saya, Dwidaya dengan program cost savernya. Kenapa ikut tur? Karena ini pengalaman pertama saya, saya ga pede urus visanya, lagipula saat itu lagi sibuk - sibuknya. kurang lebih seminggu dari submit semua data, saya dipanggil untuk fingerprint dan rekam biometric di TLS Contact, agen yang ditunjuk oleh pihak kedutaan Perancis. Menuggu visa keluar adalah saat - saat yang menyebalkan masalahnya visa saya keluar H-2 sebelum hari keberangkatan, mau siap2 takut visa ditolak, jadilah persiapan ngebut setelah visa sudah ditangan.

Namanya juga cost saver ya, ga lama - lama disana, hanya 8 hari 7 malam ga tega ninggalin anak kelamaan ntar mereka lupa emaknya. Berangkat dengan pesawat Etihad Air milik UAE, dan transit di Abu Dhabi selama 4 jam. Negara Schengen pertama saya mendarat adalah Swiss, di kota Zurich. Wisata pertama di Swiss adalah gunung Titlis yang terletak di kota Engelberg, sebuah gunung dengan ketinggian mencapai 3.000 meter lebih dipegunungan Alpen. Untuk mencapai puncak Titlis yang bersalju, saya naik cablecar. Saya takut ketinggian, takut naik pesawat, dan takut naik cablecar, tapi namanya gila wisata, lupakan semua ketakutan itu.

Beranjak dari Mt. Titlis lanjut ke Lion Monument, patung singa yang terluka dipahat di gunung batu, katanya monumen ini untuk memperingati pahlawan - pahlawan Swiss pada masa perang salib. Lalu dilanjutkan dengan berjalan - jalan di kota Lucern yang super kece. Alamakkk saya betah disini!

Dari Swiss perjalanan dilanjutkan ke Paris, Perancis, tetapi karena kita kongkalikong kingkong sama tur leadernya, jadilah kita melipir ke kota kecil yang terletak di perbatasan Jerman dan Swiss untuk melihat danau Titise yang terkenal itu. Disekeliling danau adalah hutan yang dikenal dengan nama Black Forest, katanya kue black forest itu istilahnya dari sini. Setelah puas berfoto - foto, beli suvenir dan makan buah - buah cherry yang segar, lanjut ke Paris selama 8 jam perjalanan naik bus, sungguh menderita. Saat musim panas di Eropa Barat, matahari baru tenggelam pukul 10 malam, perbedaan waktu antara Jakarta - Paris adalah 5 jam, sungguh jetlag tiada tara.

Sampai di Paris sudah jam 10 malam, hotelnya terletak bukan di kota Paris, tapi melipir ke daerah Tangerangnya Paris, yaitu Rosni. Disinilah saya melihat kontrasnya kota ini, Paris ga jauh beda situasinya dengan Jakarta rasanya sih. Di Paris, saya stay selama 3 malam, Hari ke - 2 saya mengunjungi tak lain dan tak bukan pastinya menara Eiffel, melihat menara Eiffel dari puncak gedung Montparnasse, pergi ke Arc Du Triomphe, naik kapal mengarungi sungai Seine, dan mengunjungi museum Louvre, meski cuma diluarnya aja, hati riang gembira hehehe. Okeh, hari ke - 3 harusnya pergi ke Disneyland Paris, tapi hati tak selera, karena itu jadilah saya rebel. Berdua dengan my broh, saya sepakat untuk kabur dari Disneyland Paris, dan tadinya berniat mengunjungi teman di Technip France ( Technip tempat dulu saya bekerja di Jakarta, kebetulan HQ nya di Paris). Akhirhya apa mau dikata tersesat di metro. Saya dengan susah payah keluar dari stasiun Saint Lazare, sudah macam rumah semut bertingkat - tingkat dibawah tanah, sulit benar cari jalan keluar melihat matahari dari sana. Setelah keluar dari sarang semut, saya bingung dimana saya berada hahaha, untung zaman sekarang yah tersesatnya saya bisa buka map di iphone saya, dan mengetahui bahwa saya sudah dekat dengan Notredame. Jadilah kita akhirnya jalan - jalan sore malam dan janjian dengan kenalan SPG my broh yang kerja di duty free kemarin, selanjutnya dia jadi tur leader kami untuk semalam.

Keesokan harinya, saya say goodbye dengan Paris, dan macetnya, perjalanan dilanjutkan ke Belanda melalui Belgia, dan sempat stop sebentar di Brussel untuk memandangi patung bocah pipis yang super terkenal, konon dia menyelamatkan kota dengan mengencingi api, duilee si otongnya Brussel.

Dari Belgia ke Belanda mungkin memakan waktu kurleb 3 jam, sampailah kita pada destinasi terakhir yaitu Amsterdam, tanpa buang banyak waktu tur langsung dibawa ke destinasi - destinasi utama turis, antara lain : desa wisata Volendam disini bisa berfoto menggunakan baju tradisional Belanda, wisata keliling kanal Amsterdam yang akhirnya berhenti di toko berlian ... swt (-_-'),  melihat kincir angin ikonik Belanda di Zaanse Schans terkenal akan keju dan sendal kayunya.

Hari terakhir hanya mengunjungi Schipol Amsterdam Airport, bubyee - bubye khas ratu Beatrix, trus cusss pulang kampung.

Dilarang ngiler melihat foto - foto di bawah ini !

Pemandangan cetar dari Cablecar ke puncak Mt. Titlis

Dari kejauhan bisa kedengeran loncen sapi dan lenguhan sapi.

Muka jiper persiapan naik cablecar

Sampai juga di puncak Mt. Titlis

Cakep banget Lucern !!

Lion Monument, Singa yang dipahat di gunung batu.

Di belakang akika itu Black Forest, pohon pinusnya rapet, takut kedinginan kali.

Di Titise ini terkenal akan cucko clocknya.

Tadaa, sampai juga di Montparnasse untuk melihat Eiffel dan makam Napoleon Bonaparte dari kejauhan.

Mobil di kota Paris, banyak yang tampilannya begini.

Turis mode on!

Terbalik ya tulisannya, itu de Paris juga cuma bedanya di Parung.



Akika cakep bener dah hahaha. Sungai Seine jam 8 malam, dinginnn.



One of my beautiful memory, asli romatis banget.

Gereja Notredame jam 11 malam. 

Suatu siang ntah di mana, anak ilang di Brussel.

Bangunan - bangunan kuno di kota Brussel ini gothic banget, duh apa ada vampir ganteng di dalamnya ya ?

Amsterdam from the bus

Turis mode on lagi !

Proses pembuatan sepatu - sepatu kayu khas Belanda di Zaanse Schans

Semoga kegalauan ini segera berlalu beberapa hari lagi ....
Attraversiamo 



Ngebolang di Jepang dari Hokaido ke Takayama

Sebenarnya ini kali kedua saya pergi ke Jepang, yang pertama adalah akhir Maret 2015 untuk mengalami musim sakura ( one of my travel bucket list), dan kali ini adalah di pertengahan Oktober, tujuan utamanya adalah untuk mengalami musim gugur yang terkenal cuanteek dengan daun - daun menguningnya. Tetapi sayang sekali ketika saya sampai di sana, baru memasuki musim gugur sehingga daun kuning menguning itu belum terlalu banyak menampakan diri. Mungkin saran saya untuk yang mau melihat musim gugur di Jepang adalah pertengahan November untuk daerah Tokyo, dan awal November untuk daerah Hokaido.

Pertama kali ke Jepang, saya ikut tur, oleh salah satu operator tur yang besar di Indonesia yang awalannya huruf D. Menyenangkan, tapi di hati serasa kurang, karena kita dimanjakan dengan segala fitur kenyamanan sehingga jiwa petualang ini serasa di penjara, oleh karena itu berburu tiket murah di travel fair, saya memutuskan untuk kembali lagi ke negri samsak (samurai sakura) ini. Sayangnya saya tidak memiliki banyak waktu, saya hanya memiliki waktu 4 hari untuk ngebolang di Jepang kali ini, sifat maruk manusia dengan sedikit waktu pinginnya menjelajahi banyak tempat. Dengan perhitungan jam yang ketat akhirnya saya bisa menjelajah ke tempat - tempat berikut ini :

1. Hokaido : Otaru kanal, Odori Park, Nakajima Park
2. Nagoya - Takayama untuk menikmati the best Sushi experience dan makan Hida Beef yang terkenal itu
3. Tokyo tak lain dan tak bukan adalah untuk menyerbu toko Uniqlo di Ginza, maklum harga brand satu ini di negri sendiri adalah mehong sejagat.

Kalau melihat rute perjalanan, ya itu adalah itenerary ujung ke ujung. Untuk ke Hokaido, saya mencari paket Hanavi dari operator tur H.I.S, sudah include Tiket pesawat A.N.A air pp, dan hotel, saya menginap di Apa Hotel Odorikoen, letaknya dekat sekali dengan taman Odori Sapporo. Tidak lupa saya juga membeli JR pass di tur yang sama. Dengan membeli tiket JR pass dan paket Sapporo 2 D 1 N, saya bisa mendapat wifi gratis selama di Jepang, jadi kalo foto bisa langsung eksis gitu. Membeli JR pass adalah is a must! Memang harganya lumayan mehong, tapi kalau berpergian agak jauh seperti pengalaman saya, benar - benar cost efisien, kalau hanya berkutat di Tokyo jangan beli karena rugi. Jangan lupa untuk mengunduh aplikasi Hyperdia untuk melihat jadwal - jadwal kereta supaya tidak ketinggalan kereta. Hati - hati juga ketika naik kereta, terutama kereta cepat Shinkansen, ada beberapa kereta yang tidak berlaku dalam JR pass ini, antara lain Nozomi dan Mizuho. Jadi sebelum naik kereta dilihat dulu nama keretanya, biasanya ada keterangan dekat pintu masuk, ada tertera nama keretanya, kalau sampai salah naik kereta nanti di dalam disuruh bayar lagi ... mehong banget loh untuk satu kali perjalanan Tokyo Nagoya bisa sekitar 3.5 juta rupiah. Untuk perjalanan dari Tokyo Ke Nagoya saya sarankan naik Shinkansen Hikari, karena kereta ini tidak berhenti pada setiap stasiun, jauh lebih cepat. Oh ya for your info nih, kereta Shinkansen itu kan magnetic eleviation train, artinya keretanya mengambang di atas rel magnet, kapankan kereta ini mulai mengambang? hahaha, penting loh hal - hal beginian.

Ok, next !

Hokaido adalah pulau paling ujung atas jepang, suhu di sini lebih dingin daripada di Tokyo. Jika ingin berpergian dengan kereta, stasiun utama Sapporo adalah hab-nya. Dari sini bisa ke bandara Chitose, bisa ke Otaru kanal, dan semua destinasi wisata Hokaido. Saya menginap di daerah yang sangat strategis yaitu sekitar taman Odori, saya rekomendasi untuk menginap sekitar sini, karena
pemandangannya indah, dan seperti distrik kota tua ... seperti kota Melbourne gitu deh. Juga terdapat transportasi trem jadi tidak capek berjalan kaki ke stasiun Sapporo.

Jika Shirakawa-go adalah tujuannya, maka rute yang diambil dari Tokyo adalah berhenti di kota Nagoya, dari Nagoya ada satu kereta khusus Hida, dengan jendela besar bisa puas melihat pemandangan indah selama perjalanan ke Takayama. Takayama adalah kota pemberhetian jika ingin ke Shirakawa-go, tetapi sayangnya saya tidak mampir ke Shirakawa-go karena salah naik kereta. Kota ini sangat indah, seperti Jepang jaman - jaman Edo, jangan lupa untuk mencoba Hida Beef dan makan di Matsuki Sushi, kios sushi yang terkenal di sana. Saya menginap di Ryokan Asunaro, ryokan adalah penginapan bergaya tradisional Jepang, terdapat fasilitas onsen (mandi ari panas rame - rame) di penginapan ini. Onsen is a must kalau ke Jepang, dijamin ketagihan.

Here are the pictures ....

Duduk - duduk manjah di taman Odori

masih agenda duduk - duduk manjah

Ada Mr. Mario behind us !

Ini landmark kota Sapporo yang terkenal

Otaru Kanal

Bangunan kuno sepanjang Otaru kanal

Jadi Ceritanya ini rumah - rumah penduduk di pinggir rel kereta, waktu jaman - jaman awal era Industri di Jepang. Kecil - kecil amat ya rumahnya.

Another pict of Otaru Kanal
 
Nakajima park, well meskipun Autumnnya belum maksimal, tapi tetep kece sejagad! Udah mulai muncul dikit daun merah kuning. Kira - kira ada pucuk merah ga ya di sini?

Kita bergaya Alay pakai yukata di Ryokan Asuranaro

Matsuki Sushi ... ga bisa dikata gimana enaknya .... #mouthwatering

Famous Hida Beef ... must try!

Sup Miso Kepiting

di depan ryokan tempat kita bermalam

Lobby Ryokan Asunaro
Tempat turis dari segala belahan dunia meninggalkan cinderamata

Well, surely i'll be back to Japan, karena masih penasaran sama Autumnnya. Thank u God, thank u readers. Attraversiamo ....

nb : jawabannya adalah ketika mencapai kecepatan 100 km/jam maka kereta Shinkansen akan mengambang diatas rel .... biar pada pinter semua yah.