My Pages

Monday, December 5, 2016

Eropa Barat dalam ingatan

Postingan kali ini akan super duper panjang, mending ke toilet dulu sebelum membaca dan siapin popcorn hehehe.

Sebenarnya postingan kali ini cukup kadaluarsa, 2 tahun lalu saat saya sedang begitu imut dan cetar - cetarnya hahaha. Saat menulis postingan kali ini saya sedang mengajukan visa Schengen lagi, kali ini Iceland jadi incaran saya. Intinya saya sedang galau, bukan karena takut visa saya ditolak, tapi karena mepet, karena tanggal 17 Desember saya harus terbang ke Korea Selatan, sedangkan tanggal 1 Desember 2016 kemarin saya baru submit melalui Vfs global negara Belanda. Perasaan saya sekarang sedang kalut, memikirkan dimana passport saya sekarang, dan apakah akan keluar sebelum tanggal 17 nanti.

Setelah saya lihat ke belakang blog saya yang tersayang ini, ternyata saya belum pernah memposting pengalaman saya menjelajahi Eropa Barat, maklum blog ini sempat kurang kasih sayang hehehe. Ini perjalanan Juni 2014, saat itu sedang musim panas di Eropa Barat. Saya mendaftar di salah satu operator tur langganan saya, Dwidaya dengan program cost savernya. Kenapa ikut tur? Karena ini pengalaman pertama saya, saya ga pede urus visanya, lagipula saat itu lagi sibuk - sibuknya. kurang lebih seminggu dari submit semua data, saya dipanggil untuk fingerprint dan rekam biometric di TLS Contact, agen yang ditunjuk oleh pihak kedutaan Perancis. Menuggu visa keluar adalah saat - saat yang menyebalkan masalahnya visa saya keluar H-2 sebelum hari keberangkatan, mau siap2 takut visa ditolak, jadilah persiapan ngebut setelah visa sudah ditangan.

Namanya juga cost saver ya, ga lama - lama disana, hanya 8 hari 7 malam ga tega ninggalin anak kelamaan ntar mereka lupa emaknya. Berangkat dengan pesawat Etihad Air milik UAE, dan transit di Abu Dhabi selama 4 jam. Negara Schengen pertama saya mendarat adalah Swiss, di kota Zurich. Wisata pertama di Swiss adalah gunung Titlis yang terletak di kota Engelberg, sebuah gunung dengan ketinggian mencapai 3.000 meter lebih dipegunungan Alpen. Untuk mencapai puncak Titlis yang bersalju, saya naik cablecar. Saya takut ketinggian, takut naik pesawat, dan takut naik cablecar, tapi namanya gila wisata, lupakan semua ketakutan itu.

Beranjak dari Mt. Titlis lanjut ke Lion Monument, patung singa yang terluka dipahat di gunung batu, katanya monumen ini untuk memperingati pahlawan - pahlawan Swiss pada masa perang salib. Lalu dilanjutkan dengan berjalan - jalan di kota Lucern yang super kece. Alamakkk saya betah disini!

Dari Swiss perjalanan dilanjutkan ke Paris, Perancis, tetapi karena kita kongkalikong kingkong sama tur leadernya, jadilah kita melipir ke kota kecil yang terletak di perbatasan Jerman dan Swiss untuk melihat danau Titise yang terkenal itu. Disekeliling danau adalah hutan yang dikenal dengan nama Black Forest, katanya kue black forest itu istilahnya dari sini. Setelah puas berfoto - foto, beli suvenir dan makan buah - buah cherry yang segar, lanjut ke Paris selama 8 jam perjalanan naik bus, sungguh menderita. Saat musim panas di Eropa Barat, matahari baru tenggelam pukul 10 malam, perbedaan waktu antara Jakarta - Paris adalah 5 jam, sungguh jetlag tiada tara.

Sampai di Paris sudah jam 10 malam, hotelnya terletak bukan di kota Paris, tapi melipir ke daerah Tangerangnya Paris, yaitu Rosni. Disinilah saya melihat kontrasnya kota ini, Paris ga jauh beda situasinya dengan Jakarta rasanya sih. Di Paris, saya stay selama 3 malam, Hari ke - 2 saya mengunjungi tak lain dan tak bukan pastinya menara Eiffel, melihat menara Eiffel dari puncak gedung Montparnasse, pergi ke Arc Du Triomphe, naik kapal mengarungi sungai Seine, dan mengunjungi museum Louvre, meski cuma diluarnya aja, hati riang gembira hehehe. Okeh, hari ke - 3 harusnya pergi ke Disneyland Paris, tapi hati tak selera, karena itu jadilah saya rebel. Berdua dengan my broh, saya sepakat untuk kabur dari Disneyland Paris, dan tadinya berniat mengunjungi teman di Technip France ( Technip tempat dulu saya bekerja di Jakarta, kebetulan HQ nya di Paris). Akhirhya apa mau dikata tersesat di metro. Saya dengan susah payah keluar dari stasiun Saint Lazare, sudah macam rumah semut bertingkat - tingkat dibawah tanah, sulit benar cari jalan keluar melihat matahari dari sana. Setelah keluar dari sarang semut, saya bingung dimana saya berada hahaha, untung zaman sekarang yah tersesatnya saya bisa buka map di iphone saya, dan mengetahui bahwa saya sudah dekat dengan Notredame. Jadilah kita akhirnya jalan - jalan sore malam dan janjian dengan kenalan SPG my broh yang kerja di duty free kemarin, selanjutnya dia jadi tur leader kami untuk semalam.

Keesokan harinya, saya say goodbye dengan Paris, dan macetnya, perjalanan dilanjutkan ke Belanda melalui Belgia, dan sempat stop sebentar di Brussel untuk memandangi patung bocah pipis yang super terkenal, konon dia menyelamatkan kota dengan mengencingi api, duilee si otongnya Brussel.

Dari Belgia ke Belanda mungkin memakan waktu kurleb 3 jam, sampailah kita pada destinasi terakhir yaitu Amsterdam, tanpa buang banyak waktu tur langsung dibawa ke destinasi - destinasi utama turis, antara lain : desa wisata Volendam disini bisa berfoto menggunakan baju tradisional Belanda, wisata keliling kanal Amsterdam yang akhirnya berhenti di toko berlian ... swt (-_-'),  melihat kincir angin ikonik Belanda di Zaanse Schans terkenal akan keju dan sendal kayunya.

Hari terakhir hanya mengunjungi Schipol Amsterdam Airport, bubyee - bubye khas ratu Beatrix, trus cusss pulang kampung.

Dilarang ngiler melihat foto - foto di bawah ini !

Pemandangan cetar dari Cablecar ke puncak Mt. Titlis

Dari kejauhan bisa kedengeran loncen sapi dan lenguhan sapi.

Muka jiper persiapan naik cablecar

Sampai juga di puncak Mt. Titlis

Cakep banget Lucern !!

Lion Monument, Singa yang dipahat di gunung batu.

Di belakang akika itu Black Forest, pohon pinusnya rapet, takut kedinginan kali.

Di Titise ini terkenal akan cucko clocknya.

Tadaa, sampai juga di Montparnasse untuk melihat Eiffel dan makam Napoleon Bonaparte dari kejauhan.

Mobil di kota Paris, banyak yang tampilannya begini.

Turis mode on!

Terbalik ya tulisannya, itu de Paris juga cuma bedanya di Parung.



Akika cakep bener dah hahaha. Sungai Seine jam 8 malam, dinginnn.



One of my beautiful memory, asli romatis banget.

Gereja Notredame jam 11 malam. 

Suatu siang ntah di mana, anak ilang di Brussel.

Bangunan - bangunan kuno di kota Brussel ini gothic banget, duh apa ada vampir ganteng di dalamnya ya ?

Amsterdam from the bus

Turis mode on lagi !

Proses pembuatan sepatu - sepatu kayu khas Belanda di Zaanse Schans

Semoga kegalauan ini segera berlalu beberapa hari lagi ....
Attraversiamo 



No comments: