Siapa yang ga tau film ini ? yang ga tau, syukur deh karena
kalian masih muda! Mumpung masih muda, ayo sono pergi jalan – jalan dan jadilah
terinspirasi, don’t talk about money here, if there is a will there is a way!
Eniwei, ini film berkisah ketika Amerika datang ke Vietnam untuk membasmi
komunisme. Jadilah saya namain postingan saya kali ini seperti ini,
karena ketika saya memutuskan untuk pergi ke sini, pikiran saya langsung
terbawa ke zaman bahela saat film ini masih anyar di televisi nasional yang
ketika itu umurnya masih terbilang ABG, dan saya sendiri kecil – kecil kok
nontonnya film perang ya, bener – bener bukan anak kecil yang unyuu !
Sebenernya saya ga ada planning tahun ini bakal ke Vietnam,
planningnya sebenernya dari tahun kemarin, tapi baru bisa terwujud tahun ini
yaaa arena permasalahan formasi pasukan jalan – jalan yang tidak stabil dan
tiket yang alamak mahalnya. Mungkin sekitar bulan November tahun kemaren saya
udah lihat – lihat tiket ke Vietnam, untuk penerbangan Garudah Indonesiah itu
Jakarta – Ho Chi Min adalah sekitar 5,6 jt / seat pp.
So kemarin pas ada momen Singapore Air great sale, saya pun berburu
tiket lagi, dan hasilnya gue bisa dapet 3.5jt / seat pp untuk Jakarta – Hanoi. Sayangnya
saya ga bener – bener beli tiket ini di Singapore Air great sale kemaren di
Senci, mungkin bisa lebih murah lagi, tapi melalui web Traveloka.
Jumat, 22 April 2016, penerbangan dari Jakarta ke Singapura
lalu lanjut Singapura – Hanoi, lama perjalanan Singapura Hanoi adalah 2,5
jam. Sekitar jam 12 siang sampailah saya di bandara internasional Hanoi bernama Noi Bai, it’s a really cute name o(>.<)o. Apa gambaran kalian soal Vietnam ? For your info, mata uang
Vietnam adalah Dong, nilainya saat saya pergi adalah 1 Dong adalah 0,6
Rupiah. Artinya kalo baju harga 100.000
Dong, dalam rupiah adalah sekitar 60.000 rupiah. So, kalo nawar inget ya duit
mereka lebih kecil dan jangan keterlaluan deh nawarnya … dosa loh! Buat saya sendiri,
ini kali pertamanya saya pergi ke Negara dimana mata uangnya lebih kecil dari
Indonesia, dan jujur deh saya rada kalap belanja oleh – oleh. Saya kasih
bocoran nih, barang – barang kerajinan di Vietnam itu menurut saya banyak yang
bagus dan unik, kalo kalian suka menghias rumah … hati – hati aja deh kantong bakal
bolong disini.
Kemana aja saya selama di Vietnam? I have very limited time
for travel, dengan 3 hari 2 malam, pilihan saya ga bisa jauh – jauh, selain
Hanoi – Halong Bay, kalian belum bisa dibilang ke Vietnam kalo kalian ga ke
Halong Bay. Karena di Vietnam natural Unesco Heritage Site hanya ada dua, dan
ini adalah salah satu yang paling terkenal didunia.
Oke, cerita saya mulai saat keluar dari airport dan cari
taksi, taksinya emang masih dalam antrian, tapi kalian bisa naik taksi yang
mana aja, ga perlu dari yang paling depan ngantri, jadi kalian bisa pilih –
pilih lah yang mana yang supirnya rada ganteng dan mobilnya ga bau hehehe.
Mobil – mobil di Hanoi itu setirnya dikiri loh! Hahaha, jadi rada kagok deh
pertama kali mau duduk didepan kebiasaan di kiri kan penumpang, lah kok? …
emang situ mau nyupir gitu kali kata sopir.
Lagu – lagu yang ada di taksi juga jangan harap deh ada lagu
– lagu bak Maroon 5, one direction gitu, yang ada wrong direction hehehe, asli
selama saya naik taksi disana ngga pernah denger lagu-lagu begitu, yang ada
lagu – lagu ala Vietnam.
Sepanjang perjalanan banyak bendera merah dengan palu dan
celurit, lambang komunisme, dan banyak foto – foto dari uncle Ho Chi Min, yang
merupakan bapak bangsa orang – orang Vietnam. Banyak orang mengira bahwa
komunis itu adalah Negara anti-agama dan sadis, termasuk dua orang temen seperjalanan saya, mereka rada takut
dengan pemandangan itu, hebat bener emang efek propaganda. Pada dasarnya
komunis adalah sebuah ideologi politik, keterbalikan dari ideologi kapitalis.
Dimana dalam komunisme kesejahteraan seluruhnya adalah milik rakyat, petani dan
buruh adalah orang – orang yang harus disejahterakan karena andilnya besar
dalam kesejahteraan Negara. Lain halnya dengan kapitalis dimana kesejahteraan
adalah buat orang yang punya modal. Lambang celurit dan palu juga adalah
sebenernya lambang dari petani (celurit) dan buruh (palu). Tapi emang gue rasa
itu yang milih lambang salah banget, jadi inteprestasi orang jadi aneh. Eniwei, im not gonna talk about this any
longer.
Balik lagi ke acara jalan – jalan saya, secara pribadi, saya
sebelum sampai ke sini, udah browsing –browsing soal Hanoi, dan gambar yang ada
di internet ga lain dan ga bukan adalah gambar – gambar hiruk-pikuknyanya lalu
lintas Hanoi. Terus dalam hati saya, yah … ini mah sama aja pergi ke Glodok!
Tetapi, actually was not that bad, lalu lintas di Hanoi emang one of the kind,
tapi citynya sendiri itu bener – bener indah dan bersih!! Saya banyak jalan kaki
disana, dimana hotel saya, Eco Hotel Hanoi letaknya di Old Quarter, pusat
turisme Hanoi, sekitar 15 menit jalan ke Hoan Kiem Lake salah satu tempat yang
harus kalian pergi kalo ke Hanoi. Lalu – lalang jalan kaki, ga ada debu di telapak
kaki saya, kayak kalo saya jalan – jalan di Singapura … what a surprise!
Tampaknya bensin yang mereka gunakan baik kualitasnya, mobilnya juga bersih –
bersih banget. Hawanya sejuk, dan banyak spot – spot yang keren untuk difoto.
Sampai hotel, saya langsung booking tur lokal, sebenernya
jadwal tur lokal udah ga ada lagi sesampainya saya disana, karena udah jam 2
sore. Tapi dengan bujuk rayu maut, dan salah satu staff hotelnya kayaknya juga
lagi BU, jadilah kita tur asal jadi hehehe, yang penting ditemenin jalan –jalan
sama orang lokal. Enaknya jalan – jalan ditemenin orang lokal, kita bisa
berbaur dengan orang – orang lokal sekitar, saya makan diemperan layaknya orang
– orang lokal, naik transportasi umum, made a new friend … that was really fun!
So jadwal hari pertama saya adalah city tur Hanoi pemandunya
bilang ini adalah Hanoi walking tour dan emang bener banyak banget jalan
kakinya. Tujuan pertama Ho Chi Min Mausoleum, tempat dimana saya bisa menemukan
uncle Ho dimumikan. One Pilar Pagoda, dimana sebuah kuil dibangun hanya dengan
satu pilar, antik dan cantik, bangunannya dibuat menyerupai bunga lotus,
dibangun pada tahun 1028. Masion Centrale, tempat ini tadinya adalah penjara
pada saat perang Vietnam, didalamnya masih bisa dilihat bentuk original
penjaranya serta cerita sejarah – sejarahnya layaknya museum. Water puppet
show, ini pertama kalinya saya lihat boneka dimainkan diatas air, sebenernya
sangat menghibur dan membingungkan bagaimana itu boneka bisa leluasa bergerak –
bergerak diatas air gitu, apa ada penyelam dibawah air … tapi kayaknya ngga
ada, menurut saya, kalo selama 30 menit sih oke menghibur, tapi karena lama pertunjukan
1 jam jadi rada bosan juga.
Untuk makanan, jangan takut ga enak ... semua makanan enak disana, yang perlu dikhawatirkan halal dan ga halalnya hehehe. Hanya 3 makanan yang saya coba disini, kenapa
? karena emang nagih hehehe, karena kalo saya pulang Indonesia belom tentu bisa
makan lagi, jadi saya puas – puasin. Pertama Pho, siapa yang ga kenal mie khas
Vietnam ? Di Jakarta juga banyak! Iya, tapi the taste is totally different !
Terutama mienya, halusss bangetttttt teksturnya, saya ga pernah menemukan yang
sama kayak gini di Jakarta. Untuk pilihan daging, bisa dengan daging sapi (khasnya) atau ayam, harus hati - hati karena sepertinya mereka ga mengerti mana pork mana beef ya, pokoknya mereka bilang daging ya beef. Waktu breakfast
juga ada mie goreng, dan tekstur mienya sama kayak Pho ini. Yang kedua, macam
rujak Vietnam, buah-buahan seperti manga, nanas, apricot, kedondong di kasih
rempah macam cabe, gula dan apa gitu, rasanya seger banget, buah – buahan
disana kok beda juga rasanya sama disini, buah mereka besar dan rasanya bener –
bener manis. Yang ketiga, kopi! Kopi Vietnam, sering terdengar yah dikuping
warga Jakarta akhir – akhir ini, gara – gara kejadian di cafĂ© itu tuhh! Eniwei,
memang kopinya beda dengan kopi lokal Indonesia yang pernah saya coba ( alamakk
gaya bener, biasanya juga Cuma minum kopi instant) … kopi Vietnam itu biar
instantnya juga tetap kental dan harum! Buat saya fans berat kopi, kopi Vietnam
adalah Miss Universenya.
Saya sendiri dibuat terkejut dengan Hanoi, saya pikir tadinya Hanoi mungkin serupa dengan Kathmandu, tetapi sangat berbeda, kota ini memberikan kenangan tersendiri bagi saya. Thank you Hanoi for your hospitality.
Besok - besok saya akan cerita perjalanan saya ke Halong Bay ... sampai ketemu lagi! Attraversiamo.
Ho Chi Minh Mausoleum ... mungkin seperti daerah Monasnya Jakarta
One Pilar Pagoda
Quoc Tu Giam (National University), didirikan pada abad ke 15 oleh Le Dinasti. Sampai sekarang anak - anak lulus sekolah masih suka merayakan disini.
Wisudawan dan wisudawati yang merayakan di universitas yang sudah sangat tuwir ini, jadi ingat jaman - jaman lulus kuliah dulu saat masih cupu.
Kalo belaja di Universitas jaman kerajaan kayak gini duhh ... bakal pinter kali ya, kira - kira jadi apa ya saya ? Jadi permaisuri kah, apa jadi selir ? hahaha.
Penjara jaman penjajahan Perancis dan Amerika dulu.
Kira - kira seperti ini suasanan dalam bangsal penjara, originialitas bangunannya belum berubah. Masih banyak sel - sel yang keasliannya dipertahankan. Suasananya spooky banget.
Jalanan Hanoi didepan penjara Masion Centrale
Jalanan Hanoi sekitar Hoan Kiem Lake
Jalanan Hanoi yang kayaknya asik banget untuk dijadikan tempat nongkrong kaula muda Jakarta.
Katedral Hanoi ... sepertinya didirikan oleh misionari Regina Pacis, yang kebetulan adalah alma mater saya juga ... jadi terharu ketika melihat tulisan "Regina Pacis" terpampang didepan gereja.
Distik Old Quarter, dimana jadi favorit para wisman
Ga lupa ngemper makan Pho yang spektakuler itu.
Laperkah ? Ngilerkah ? jangan salahkan daku hehehe.
The famous water pupet show in Hanoi.