My Pages

Friday, November 27, 2015

The land of the Mountains and the heaven of mountainers - part 2

Nyambung dari postingan gua sebelomnya ... and its gonna be tons of photos

19 November 2015

Tujuan pertama adalah Thamel ... yang sudah gua ceritakan di blog gua sebelumnya, dan selanjutnya kaki gua melangkah ke Kathmandu Durbar square, yang merupakan salah satu dari 7 situs warisan dunia UNESCO. Di Nepal selain gunung yang terkenal bak seleb itu, terdapat 7 situs warisan dunia UNESCO, 4 diantaranya hancur karena gempa besar April lalu. Kathmandu Durbar Square adalah salah satu yang hancur, jujur, sudah hancur aja gua terpesona ngeliatnya. Pertama kali melihat tempat ini waktu gua nonton National Geographic beberapa tahun silam, dan tempat ini konon menjadi inspirasi banyak seniman dunia, dan kaum hippies seneng nongkrong disini.

Liat bangunan - bangunan tua dibelakang gua, persis banget tua renta kayak orang ditongkatin supaya ga rubuh.See how beautiful this place.

Cahaya keemasan sunset menyinari Durbar Square 



yang ini malah ga ada sisanya #nangisss, this is Kasthamandap, dibangun perkiraan abad ke 11 - 12, dan merupakan tempat mengingap bagi para traveler dari rute trans Himalaya. Dari dulu Nepal emang suka nerima tamu. Menurut legendanya, bangunan ini dibangun hanya dari 1 pohon.

Krisna, the guide, membawa gua dan temen-temen kesini, gua pikir gedung apaan ini banyak tokai burung dimana - mana. Trus gua liat tulisan yang mengancam, gua rasa yang ada didalam jendela adalah orang penting sejagad. Ternyata bangunan ini adalah Kumari Ghar temple, tempat bersemayamnya titisan dewi Kumari ... bukan orang penting lagi broo ... sis, tapi Dewi!! Jadi orang Nepal percaya bahwa Kumari itu adalah reinkarnasi Taleju pada seorang anak perempuan yang belum datang bulan. Jika anak itu bertambah besar dan datang bulan, maka jabatan Dewinya dicopot dan dicari anak baru, dengan syarat - syarat yang super jelimet seperti, rambutnya kudu hitam banget, bentuk giginya yang harus 20 buah, horskopnya juga harus pas, suaranya harus lembut kayak angsa (emang suara angsa lembut ya ?), bulumatanya kayak sapi .... hahaha asli kocak yang ini, disana bulumata cantik adalah yang kayak sapi, bukan yang cetar membahana badai gitu. Ada 32 syarat kalo ga salah, dan yang rada lucu testnya adalah mereka di taro di ruang gelap, dan di takut - takutin, yang paling tenang dianggap dialah sang Dewi. Buat gue rada aneh, tapi ya itulah kultur sebuah negara. Gua lebih memilih mengerti kalau anak ini menang kontes idola anak aja ... beres.



Setelah gua perhatikan kenapa bangunan disini bisa hancur, itu karena mereka bangun asal tumpuk aja, liat gambar gua diatas, tanpa struktur! Tapi pake doa ! Makanya ribuan tahun kaga rubuh - rubuh, bisa berdiri sampe begitu lama aja udah ajib banget.

20 November 2015

Tanpa gua sebut apa sebenernya tujuan gua kesini, pasti sudah pada tau, apalagi yang mau dilihat kalau ke Nepal kalo ga GUNUNG ! Ya emang gua mau liat gunung, bukan gunung kembar, tapi spesifiknya adalah pegunungan Himalaya, yang katanya atap dunia. Gua ga setuju kalau dibilang atap dunia, karena kalau atap itu harusnya menutupi ruangan rumah kan ya? Gua lebih setuju kalau dibilang mahkota bumi, yes exactly pegunungan ini membentang 2400 km, dan mempunyai 9 dari 10 puncak tertinggi didunia.

Selain liat gunung, tentunya treking dong ya, Nepal itu surganya treking, katanya jalur - jalur trekingnya indah - indah. Jalur treking yang terkenal adalah Poon Hill, treking ke Anapurna basecamp, Lang-tang Tibet treking, sampai Everest base camp treking. Buat gua, yang cuma punya waktu sebentar, semua jalur itu ngga memungkinkan, bahkan Poon Hill yang paling mudah membutuhkan waktu sampai 7 hari. Setelah cari - cari info, ada satu jalur trek yang lumayan bisa d capai dalam kurun waktu sebentar, yaitu trek ke Australian camp.

Gua sudah merencanakan akan terbang ke Pokhara, biarpun ada ketakutan terhadap fuel-crisis di Nepal, tetap harus terbang. Tiket sudah diatur oleh agen perjalanan kita sesuai dengan jam perhitungan kita. Untungnya berangkat pada bulan - bulan ini adalah cuaca yang selalu bagus, jadi pesawat jarang delay. Gua memilih Budha air karena gua baca - baca, reputasinya lumayan bagus, dan emang paling rame diantara maskapai lokal yang lain. Pesawat take-of jam 10 pagi, dan tiba di Pokhara jam 10.45 pagi.

suasana bandara domenstik tribuvan.






Pemandangan dari dalam pesawat menuju Pokhara, amazing isn't it ?

Kenapa Pokhara ? Karena dari kota ini peluang untuk lihat pegungungan Himalaya lebih besar, dari sini kita bisa lihat pegunungan Annapurna yang terdiri dari Annapurna South, Annapurna II, Annapurna III, Dhaulagiri, Fishtail, dan gua lupa yang lainnya biarpun udah 10 kali dijelasin. Antusias dong, liat pemandangan kayak gitu dari langit. Tetapi gunung biar badannya gede, tapi pemalu ... sesampainya gua disana, gunungnya ngga keliatan ... sediiiih.

Liat kan, gunung samar - samar doang, tetep gua ga puas kalo hanya begini doang. Gua mengejar gunung sampe keliatan dan puas. Tapi sebelom misi gua ngejar gunung, gua mau lihat - lihat kota Pokhara dulu.

Perhentian pertama, hotel sementara untuk menaruh buntelan tas gue, setelah itu lanjut ke arah air terjun Devis' Fall. Ada kejadian cukup lucu disini, gua mengira air terjun itu dinamai dari seorang Dewi gitu, air terjunya cukup cantik. Setelah gua baca papan keterangannya, air terjun ini diambil dari nama seorang wisatawan asal Swiss yang lagi mandi dengan suaminya, lalu hanyut terbawa arus, tubuhnya kebawa sampai cukup jauh dan untuk mengambil tubuhnya dibutuhkan usaha yang bener - bener mengenang dibenak orang - orang, kebayang ngga betapa sulitnya sampe berpuluh - puluh tahun orang tetep inget. Lah ya gua yang baca berduaan sama Juli jadi bengong totally blank, merasa dikecoh sama orang Nepal hahaha.




Lumayan unik lubang - lubang tanahnya, tapi tunggu dulu, ini cuma sebagian, setelah dari sini, gua beranjak ke seberang jalan dari lokasi turis ini. Merupakan sebuah lokasi turis lainnya yaitu sebuah goa, bernama Gupteswhor Mahadev Cave


Jalan menuju Goa.
lain sama foto - foto turis asing, kalo foto orang Asia harus ada kitanya ya hahaha, biar menjamin keasliannya, soalnya pergi ke sana susah boo. Jadi sebanyak mungkin foto harus ada kitanya.

Aura horor dan mistis sudah berasa ketika memasuki tempat ini, jujur gua belom pernah masuk ke goa sekalipun, dan sebenernya gua rada parno sama goa. Tetapi karena penasaran gua masuk juga. Goa ini merupakan goa stalagnit gitu. Ditengah - tengah goa ada kuil dewa Siwa, asli serem, ada uler kepala lima diatas kuil itu, dilarang ambil foto terhadap kuil itu, okelah gue nurut. Ada patung sapi yang lumayan horor, pokoknya image patung sapi ini meninggalkan noda di otak deh, kalau dimasukin kerikil bisa keluar susu, kalo ada yang berani minum tuh susu, gue ciyum hahaha. Sebenernya mirip - mirip sama rumah setan yang ada di pasar malem gokil - gokilan gitu, cuma yang ini horornya asli ga pake setan palsu yang suka noel aji mumpung. Pikiran gue makin parno ketika makin masuk ke dalem, gue mikir kalo ada gempa lagi gimana ? Udah malah basah banget tuh goa, rembesan air dari atas, gua pikir pipisnya siapa ini rembes hahaha. 



 Eniwei this guy punya info lebih lengkap terhadap goa ini :http://activeplanettravels.com/underground-nepal-gupteshwor-mahadev-cave/ , termasuk image patung sapi yang super gokil itu. Daripada berlama - lama bahas goa, intinya ujung dari goa ini bersambung sama air terjun yang tadi, jadi susahnya mengeluarkan tubuh Devi itu sudah kebayang di kepala gua. Bener - bener seru masuk ke goa ini, sebenernya gua bisa membahas khusus satu postingan soal goa ini sangking serunya, satu pengalaman yang lain.

Setelah dari goa, kita menuju International Mountain Museum, dimana semua yang berbau Himalaya dan orang - orang yang sudah mendakinya di abadikan disitu. Saat gue kesana, ada rombongan anak sekolah yang lagi study tour, gue merasa jadi anak SMA lagi, didukung banget lagi sama fisik gue yang kecil mungil menggemaskan ini -_-' hehehe.

Monumen untuk mengenang pendaki yang tewas.

Inside International Mountain Museum

This is Tenzing Norgay sis .. bro, Sherpa yang nemenin Edmund Hillary sampai ke puncak Everest.

Junko Tabei, perempuan pertama yang mencapai puncak Everest, dan dia juga sudah mencapai puncak dari 7 summits of the world.

Masih banyak lagi foto - foto menarik yang ga bisa gue tampilkan di postingan gue, karena bandwidth bisa tekor sis ...bro. Museum ini sangat menarik untuk para pecinta gunung kayak gue, karena mengejar waktu gue terpaksa foto - fotoin aja dulu, nanti bacanya setelah santai di Indo.

Wah sepertinya postingan gue kali ini masih belon bisa menampilkan gunung dan pengejaran masih berlanjut di postingan berikutnya. Thank you for reading, bless u.

Ini adalah link yang berkaitan dengan postingan gue soal Nepal :









1 comment:

Unknown said...

"Ya emang gua mau liat gunung, bukan gunung kembar." - ini mah tiap hari ya Lin.
Hahhahahaha

Btw itu nama air terjun nya, bener2 literally Devi is fall ya? Hhahahaha #ups #malah ketawa

Btw goa nya emg separno itu kah?