My Pages

Tuesday, August 12, 2008

Mercury Rising

Satu lagi film pilihan gue, thanx to Trans TV yang bioskopnya cukup menghibur sebagai orang yang males beli DVD tapi bete dirumah kalo malem2.

Bagi penggemar film Bruce Willis, emang musti kudu nonton film ini, karena genre filmnya sama mirip - mirip dengan Die Hard seriesnya.

Mercury Rising (1998),







Ceritanya berkisah tentang NSA yang mengeluarkan jenis enkripsi baru, yang digunakan sebagai media komunikasi antara Amrik dan salah satu mata - mata Amrik untuk Sadam. Untuk menguji apakah kira - kira enkripsi ini bisa dijebol apa nggak, maka dua orang programmer NSA, Dean (Robert Stanton) & Leo (Bodhi Elfman), mempublish enkripsi ini di majalah teka - teki (lagian ngapain jugaaa nih orang kurang kerjaan !!!)

Gue sih kurang paham isi dari teka - tekinya, tapi sih kayaknya teka - teki itu generate no telpon NSA gitu.

Selama bertahun - tahun ngga ada yang nelpon ke NSA, yang artinya ga pernah jebol sampai suatu saat, seorang anak autis yang bernama Simon (Miko Huges) berhasil memecahkan teka - teki itu. Bagi Simon, kode - kode enkripsi itu just a piece of cake gitu lah, ga sampe semenit dia langsung nelpon NSA, dan di lacak oleh Dean dan Leo.

Kepala NSA, Nicolas Kudrow (Alec Baldwin) mendapat laporan bahwa enkripsinya dipecahkan sama anak autis umur 9 tahun, kontan dia langsung marah besar. Pertama - tama dia marahin anak buahnya si Dean dan Leo, dan menyuruh mereka tutup mulut. Langkah kedua, menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Simon dan Keluarganya (kasian banget kan Simon, udah autis trus bapak ibunya dibunuh).

Ketika bokap nyokap simon dibunuh, simon berhasil ngumpet dilemari dan akhirnya ga bisa ditemuin sama si pembunuh dan sama polisi yang lagi investigasi di rumahnya.
Dalam kepanikan si Simon ga bisa ditemuin, datenglah si jagoan Detektif Art (Bruce Willis).

Bruce Willis meminjam Hp punya temennya, dan naik ke kamar simon untuk nelpon siapa yang gue ngga tau (iya laaa, emang gue sutradaranya !). Ketika Art memencet tombol angka di Hp, otomatis Simon yang senang hal - hal aneh mengikuti nada tombol tersebut, jadinya ketika si Art mencoba menelpon, dia mendengar bunyi "nat ..nit ...nut ... nut ..nit" gitu (pake gue contohin segala !)
Art kemudian mengetahui Simon bersembunyi didalam lemari, dan akhirnya ditemukan dan dibawa kerumah sakit.


Art nggak tau bahwa Simon penderita autis, tapi akhirnya tau juga, jadi film ini bener - bener menyentuh dengan bagaimana si Art mencoba menyelamatkan Simon dari kejaran pembunuh, bela - belain karir dan segalanya untuk si Simon ini yang nggak bisa berkelakuan seperti manusia biasa, bahkan Art jadi kewalahan minta ampun, udah musti ngadepin penjahat trus musti ngadepin kelakuannya Simon.

Sampai akhirnya ketauan si Kudrow penjahatnya, dan Simon pun selamat serta diadopsi sama keluarga barunya.

Sebenernya sih film ini ketauan banget akhirnya, dan buat gue biasa2 aja, kalo ngga ada si Simon, gue bener2 tersentuh sama peran si Simon. Ngga ada yang tau rahasia kedalama pikiran, dan anak autis ngga bisa disalahin karena dia berhasil memecahkan teka teki yang orang biasa ngga bisa.

Gue punya adik yang autis juga, dan gue akuin, bahwa anak - anak kayak gini melihat hal2 yang nggak bisa kita liat, dan berkelakuan nggak seperti manusia normal.
Gue salut sama orang tua yang mampu untuk merawat anak seperti ini, kalo gue sendiri ga tau apa gue punya kesabaran untuk hal kayak gitu, tapi mungkin itu ujian buat para ortu.
Gue juga bersyukur sama Tuhan, kalo bokap gue mampu untuk membiayain sekolah dia yang mahalnya jauh dari sekolah orang biasa, dan mampu memenuhi segala kebutuhan dia.

Overall, film ini berkesan buat gue, mungkin karena gue kaga pernah nonton film yang ngelibatin orang autisme dan mungkin karena gue juga punya adik yang menderita hal yang sama, malah kadang gue merasa cukup autis juga .....cckckckckckck.

No comments: